Parenting Ala Gen Z: Santai Tapi Tetap Ngena
Zaman berubah, cara mengasuh anak pun ikut berubah. Kalau dulu parenting identik dengan peraturan ketat, suara tinggi, dan “karena mama bilang begitu!”, sekarang muncul generasi baru yang siap jadi orang tua dengan cara mereka sendiri: Gen Z.
Yup, generasi yang tumbuh bareng media sosial, suka ngopi sambil scrolling TikTok, dan nggak bisa hidup tanpa meme ini mulai memasuki fase jadi orang tua. Tapi jangan salah, di balik gaya hidup yang santai dan digital banget itu, mereka punya pendekatan parenting yang nggak kalah keren dan justru lebih relevan sama zaman sekarang.
Yuk, intip gimana sih gaya parenting ala Gen Z?
1. Digital Native = Parenting Lebih Melek Teknologi
Gen Z udah pegang HP dari kecil, jadi soal teknologi udah kayak makanan sehari-hari. Hal ini otomatis berpengaruh ke cara mereka ngasuh anak. Mulai dari cari tips parenting di YouTube, baca artikel di Instagram, sampai ikut webinar parenting via Zoom – semuanya bisa dilakukan sambil rebahan.
Dan jangan kaget kalau anak mereka udah diajarin coding sejak balita atau punya tablet edukasi sendiri. Tapi tentu saja, Gen Z juga ngerti pentingnya batasan screen time. Jadi meskipun digital, tetap ada aturan: “Main HP boleh, asal udah mandi dan makan dulu!”
2. Komunikasi Dua Arah, Bukan Sekadar “Anak Harus Nurut”
Kalau dulu anak nggak boleh banyak tanya, sekarang Gen Z justru ngajarin anaknya buat berani ngomong. Bagi mereka, komunikasi dua arah itu kunci. Anak boleh ngomong, berpendapat, bahkan debat – asal sopan dan tahu batas.
Misalnya, kalau anak ngambek karena nggak boleh jajan, Gen Z cenderung akan bilang:
“Yuk ngobrol dulu. Kamu pengen jajan apa? Kenapa? Boleh kok, tapi kita atur ya biar nggak boros.”
Mereka nggak langsung bilang “nggak boleh!” tanpa alasan. Ada ruang untuk diskusi, dan anak pun belajar negosiasi sejak dini. Lumayan, nanti gede bisa jadi diplomat!
3. Mindful Parenting: Nggak Cuma Ngejar Anak Pintar, Tapi Bahagia
Parenting zaman dulu kadang fokus banget sama nilai bagus, ranking, dan prestasi. Gen Z beda. Mereka lebih peduli anaknya bahagia dan sehat mental dulu.
Mereka aware banget soal kesehatan mental, self-love, dan emosi. Jadi, kalau anak nangis, bukannya dibilang “jangan cengeng!”, tapi malah dipeluk dan diajak ngobrol:
“Kamu sedih ya? Nggak apa-apa kok nangis. Mama/papa di sini, kita hadapi bareng.”
Anak jadi tahu kalau emosi itu valid, dan orang tuanya bisa dipercaya.
4. Parenting Fleksibel, Tapi Tetap Konsisten
Gen Z cenderung santai, tapi bukan berarti bebas total. Mereka tetap punya aturan, tapi disesuaikan sama situasi. Misalnya, boleh tidur agak malam kalau besok libur, atau boleh makan es krim asal udah olahraga.
Fleksibel itu bukan berarti permisif. Mereka tahu kapan harus tegas, dan kapan harus kompromi. Intinya, aturan itu penting, tapi nggak kaku kayak batu. Anak butuh struktur, tapi juga ruang untuk berekspresi.
5. Baper Dikit Gak Masalah, Toh Kita Manusia
Menjadi orang tua bukan berarti harus sempurna. Gen Z paham banget kalau mereka juga bisa lelah, marah, atau sedih. Nggak malu untuk bilang:
“Maaf ya tadi mama marah. Mama juga lagi capek.”
Ini penting banget karena anak jadi belajar bahwa orang tua juga manusia. Mereka juga jadi lebih empati, dan ngerti pentingnya minta maaf serta saling memahami.
6. Bikin Anak Jadi Teman, Tapi Tetap Orang Tua
Salah satu kekuatan Gen Z adalah kemampuan mereka membangun hubungan dekat sama anak. Mereka pengen jadi “safe place” buat anak-anaknya. Tapi bukan berarti semua bisa dibecandain atau jadi temen nongkrong doang.
Tetap ada batas antara jadi teman dan jadi orang tua. Gen Z tahu kapan harus jadi pendengar yang asik, kapan harus jadi pembimbing yang bijak. Intinya: dekat, tapi tetap punya peran.
7. Belajar Bareng, Tumbuh Bareng
Gen Z nggak malu buat bilang “aku juga masih belajar jadi orang tua.” Mereka lebih terbuka buat evaluasi diri, belajar dari kesalahan, dan bahkan belajar bareng anak.
Mereka bisa nonton film edukatif bareng, ikut kelas parenting online, atau sekadar baca buku bareng anak. Proses pengasuhan jadi momen saling tumbuh – bukan cuma anak yang belajar, tapi juga orang tua.
Akhir Kata: Jadi Orang Tua Versi Terbaikmu
Parenting itu bukan soal siapa yang paling benar atau siapa yang paling tahu. Gen Z datang dengan pendekatan yang lebih terbuka, lebih adaptif, dan lebih manusiawi. Santai, tapi tetap punya nilai. Dekat, tapi tetap punya arah.
Setiap anak unik, dan setiap orang tua pun punya caranya sendiri. Yang penting, jadi versi terbaik dari dirimu sendiri – dan tetap mau belajar seiring waktu.
So, buat kamu yang lagi menjalani (atau bersiap menjalani) peran sebagai orang tua Gen Z: santai aja, kamu nggak sendiri. Banyak yang lagi berjuang juga. Dan selama kamu punya niat baik dan kasih sayang, kamu pasti bisa.
Cheers untuk parenting ala Gen Z – nggak harus sempurna, cukup ngena di hati.
Komentar
Posting Komentar